Pages

Monday, September 17, 2018

Abrakadabra, Kayu Peti Kemas Disulap Jadi Biola Cantik

Wawan mengaku untuk membuat alat musik itu memang dibutuhkan ketelitian dan kesabaran. Dia membutuhkan waktu sekitar dua pekan untuk membuat satu alat musik.

Bapak satu anak ini bercerita dirinya sudah lama masuk di dunia seni musik. Bakatnya di dunia seni musik itu merupakan warisan dari ayah dan kakeknya yang juga sebagai seniman musik keroncong.

Selama ini, Wawan bersama beberapa orang eksis sebagai musisi keroncong di grup Orkes Keroncong Chandra Buana Madiun. Ia mengaku sudah sejak usia belasan tahun terjun di dunia keroncong dan mengaku jatuh hati.

Puluhan panggung di berbagai daerah di Indonesia seperti Kalimantan, Surabaya, Solo, Ngawi, Nganjuk, dan lainnya pernah menjadi tempatnya berunjuk gigi untuk menampilkan musik keroncong. Ia pun kerap manggung di acara-acara pernikahan di wilayah Madiun Raya.

Pengalamannya dalam memainkan alat musik petik dan gesek selama puluhan tahun pun menjadi bekal dalam kegiatannya saat ini, membuat alat musik keroncong. Sehingga, tak heran saat awal-awal mencoba membuat alat musik langsung berhasil.

"Alat musik saya ini banyak diambil dari pemusik lokal sini. Cello buatan saya juga dilirik orang Brunei Darussalam. Saat ini masih komunikasi," ujar Wawan yang memiliki pekerjaan sebagai pembuat taman ini.

Meski karya seninya tak diragukan lagi, tetapi Wawan mengaku kesulitan untuk memproduksi secara massal alat-alat musik keroncong tersebut. Salah satu kendalanya yakni ketersediaan alat produksi dan bahan baku.

"Saya selama ini membuat alat musik ini di rumah. Itu sangat tidak efektif. Karena membuat alat musik itu butuh tempat. Selain itu juga ga ada alatnya. Selama ini saya hanya menggunakan alat seadanya. Padahal kalau produksi massal kan perlu alat yang modern," terang dia.

Harga alat musik keroncong yang dijualnya bervariasi tergantung jenis dan besarannya, mulai dari harga Rp800.000 hingga Rp5 juta. Paling mahal yaitu harga selo buatannya yang mencapai Rp5 juta.

Lantaran masih terkendala berbagai hal, Wawan belum berani membuka promosi secara luas. Ia hanya menerima pesanan saja dan tidak berani menyetok barang jadi.

"Kalau untuk bahan baku sekarang agak susah. Biasanya diganti dengan kayu nangka sama waru. Itu kualitasnya juga bagus untuk alat musik," jelas Wawan.

Simak video pilihan berikut ini:

Jika di Madura terkenal dengan kontes Karapan Sapinya, di Pasang Kayu terkenal dengan Festival Karoba Saping-nya.

Let's block ads! (Why?)

via Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2D8dneu
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=https%3A%2F%2Fwww.liputan6.com%2Frss&max=3, then Send me an email


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT

No comments:

Post a Comment