Para pengasuh yang tak pernah bertemu Amy memberi tahu bahwa mereka hanya melakukan kontak melalui pesan teks. Semua pengasuh dibayar dengan total uang $ 160 atau Rp 2,3 juta per kunjungan. Kecurigaan ini mulai muncul ketika pengasuhnya penasaran. Krueger mengatakan pada awal September lalu salah satu korban yang juga pengasuh menaruh curiga terhadap perilaku Paul. Ketika menurunkannya di lokasi netral, Paul berperilaku selayaknya seperti orang normal. Pengasuhnya sempat mengikutinya di mana ia bebas berjalan masuk ke rumah orangtuanya dan mengobrol. Setelah laporan itu diusut, polisi kemudian menahan Paul. Meski menolak untuk bekerja sama dengan polisi, namun orang tuanya sempat memberikan keterangan bahwa putra mereka tidak memiliki sindrom apapun. Walaupun begitu, Paul tetap bersikeras bahwa dirinya merupakan orang kebutuhan khusus. "Saya memiliki tingkat IQ rendah dan ibu dan ayahku memiliki dokumen untuk membuktikan hal itu," kata Paul saat mengajukan pembelaannya di persidangan. Ia berdalih bahwa orangtuanya berusaha untuk membuatnya menjadi konselor. Selain itu, Paul juga pernah bekerja menjadi seorang staf di sekolah setempat. Sampai akhirnya ia mengundurkan diri pada akhir Agustus lalu. Beruntungnya tak ada korban lain yang melibatkan siswa di sekolah tersebut. Meski begitu polisi Arizona yakin bahwa ada kemungkinan korban tambahan atas kasus ini yang perlu mereka selidiki. Let's block ads! (Why?) via Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2NAlQM2 |
No comments:
Post a Comment