Pages

Sunday, September 23, 2018

Batu Penarung di Sungai Ciliwung

Jauh sebelum mimpi Sungai Ciliwung seperti Sungai Cheonggyecheon di Seoul hinggap di benak Jokowi, Pemprov DKI Jakarta sudah mengerahkan sekitar 4.000 PJLP yang setiap harinya bertugas di beberapa titik lokasi penanganan untuk membersihkan sampah di setiap suku dinas di DKI Jakarta, termasuk di Sungai Ciliwung.

Pekerja yang dikenal juga dengan Pasukan Oranye ini bekerja selama delapan jam sehari mulai dari pukul 07.30 hingga 16.30. Mereka diawasi oleh pemantau dari PJLP yang bertugas mengawasi tiap kecamatan.

Di atasnya, masih ada pemantau yang berasal dari pegawai negeri sipil yang bertanggung jawab atas 3 hingga 4 kecamatan dan melaporkan hasilnya ke Kepala Satuan Pelaksana (Kasatlak) yang menangani satu kota.

Laporan tersebut nantinya berbentuk absensi, data jumlah kubikasi sampah yang terangkut, hingga perbandingan luas aliran sungai dengan jumlah PJLP yang dipekerjakan.

Tak hanya pemantauan dari manusia, kinerja mereka pun dimonitor closed circuit television (CCTV) yang terhubung langsung ke Command Center yang ada di Dinas Lingkungan Hidup dan tim media sosial yang bertugas mendokumentasikan hasil pekerjaan PJLP tersebut. 4.000 PJLP ini bekerja secara mobile bergantung pada wilayah mana yang membutuhkan tenaga lebih.

"Karena sifatnya sampah mengalir, jadi kadang ada sampahnya kalau airnya lagi surut. Kalau lagi tinggi (airnya), nggak kelihatan," jelas Staf Media Sosial UPK Badan Air Dinas Lingkungan Hidup Uli Rahmadini kepada Liputan6.com.

Pasukan oranye tidak hanya diberikan alat-alat seperti perahu, pembersih, sepatu khusus, sarung tangan, dan rompi, tetapi juga ada 113 unit alat berat sarana penunjang kebersihan badan air seperti berbagai jenis excavator, kapal, crane yang ditempatkan di daerah perbatasan dan pendangkalan aliran sungai untuk menangani pembersihan sungai dari sampah.

Meski demikian, Uli juga mengakui bahwa masih banyak titik-titik yang belum masuk ke lokasi penanganan Dinas Lingkungan Hidup. Hal ini dikarenakan lokasi yang terlalu terpencil sehingga akses alat berat terhambat.

"Kalau di permukiman warga di Kali Gendong di Cilincing, itu berada di dalam permukiman warga. Akses untuk masuk cuma bisa 2 motor yang bersebelahan, maka untuk ngangkut itu petugas perlu nenteng sampai jalan besar baru bisa diangkut ke truk sampah," ujar Uli.

Let's block ads! (Why?)

via Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2ONzjwC
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=https%3A%2F%2Fwww.liputan6.com%2Frss&max=3, then Send me an email


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT

No comments:

Post a Comment