Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah kembali melemah dalam pada perdagangan Selasa pagi. Bahkan kembali ke level 14.900 per dolar AS. Dilansir Bloomberg, Selasa, (18/9), mata uang Garuda tersebut melemah 39 poin ke Rp 14.919 per dolar AS. Deputi Gubernur Bank Indonesia (BI) Dody Budi Waluyo mengungkapkan depresiasi rupiah lebih disebabkan oleh sentimen global, seperti langkah AS menetapan tarif baru bagi China. "Itu yang paling berperan dari risiko AS-China yang cukup (berperan) dan memengaruhi emerging countries, currency," kata dia saat ditemui, di Hotel Ritz-Carlton Mega Kuningan, Jakarta, Selasa (18/9/2018). Dia berharap risiko dari faktor eksternal tidak akan memberikan tekanan yang terlalu besar terhadap rupiah. "Mudah-mudahan tekanannya enggak begitu besar karena itu salah satu risiko yang kita lihat sebagai risiko eksternal," kata dia. Bank Indonesia, lanjut Dody, akan terus berupaya menjaga stabilitas rupiah dengan berbagai bauran kebijakan. "Kita terus jaga rupiah, stabilitas rupiah dan intervensi pun akan kita lakukan secara terukur," jelasnya. "Kami akan lihat di minggu depan di RDG, semua risiko kita lihat di eksternal dan domestik, tidak ada yang baru dengan proses yang kita lakukan dari bulan-bulan sebelumnya," tandas dia. Let's block ads! (Why?) via Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2PItwsw |
No comments:
Post a Comment