Pages

Thursday, September 20, 2018

Kemenkes AS Mengaku Kehilangan Data 1.488 Anak Imigran

Liputan6.com, Washington DC - Dua kali dalam waktu kurang dari setahun, pemerintah federal Amerika Serikat (AS) mengaku telah kehilangan jejak hampir 1.500 anak imigran, setelah menempatkan mereka di rumah para sponsor di seluruh negeri.

Kementerian Kesehatan dan Layanan Kemanusiaan (HHS) baru-baru ini mengatakan kepada staf Senat bahwa tim khusus tidak dapat menemukan keberadaan 1.488 anak-anak, setelah mereka melakukan panggilan tindak lanjut untuk memeriksa keselamatan mereka dari April hingga Juni.

Angka itu mewakili sekitar 13 persen dari semua anak-anak imigran tanpa pendamping, ketika pemerintah AS memindahkan dari tempat penampungan ke rumah sponsor untuk sementara waktu, demikian sebagaimana dikutip dari Time.com pada Kamis (20/9/2018).

Lembaga tersebut pertama kali mengungkapkan bahwa mereka telah kehilangan jejak 1.475 anak-anak imigran pada akhir tahun lalu, setelah terdesak serangan di sidang Senat pada bulan April.

Para anggota parlemen telah bertanya kepada para pejabat HHS bagaimana mereka telah memperkuat kebijakan perlindungan anak imigran dari ancaman pedagang manusia.

"Banyak dari anak-anak ini rentan terhadap perdagangan dan pelecehan, dan tindakan tidak bertanggung jawab atas keselamatan mereka tidak bisa diterima," kata Rob Portman, ketua panel sekaligus Senator Republik dari negara bagian Ohio, pada Rabu 19 September.

Juru bicara HHS Caitlin Oakley membantah anggapan bahwa anak-anak itu "hilang."

"Sponsor mereka, yang biasanya orang tua atau anggota keluarga terverifikasi, hanya tidak menanggapi atau tidak bisa dihubungi ketika panggilan sukarela ini dibuat," katanya dalam sebuah pernyataan.

Sejak Oktober 2014, pemerintah federal telah menempatkan lebih dari 150.000 anak di bawah umur, yang masuk sebagai imigran tanpa pendamping, untuk diasuh dan disekolahkan sementara oleh para sponsor seraya menunggu kepastian status hukum di pengadilan imigrasi.

Pada hari Selasa, anggota subkomite Senat memperkenalkan undang-undang bipartisan yang bertujuan mewajibkan lembaga untuk bertanggung jawab atas perawatan anak-anak imigran, bahkan ketika mereka tidak lagi berada dalam tahanan.

Penyelidikan oleh kantor berita Associated Press menemukan pada tahun 2016 bahwa puluhan anak-anak imigran tanpa pendamping, telah dikirim ke rumah-rumah tempat mereka diserang secara seksual, kelaparan atau dipaksa untuk bekerja dengan bayaran kecil atau tidak sama sekali.

Pada saat itu, banyak sponsor dewasa tidak menjalani pemeriksaan latar belakang yang menyeluruh, dan pejabat pemerintah jarang mengunjunginya.

Bahkan, dalam beberapa kasus, pihak berwenang tidak tahu bahwa sponsor telah mengambil beberapa anak yang tidak terkait, tanda kemungkinan perdagangan manusia.

Sejak itu, HHS telah meningkatkan jangkauan ke anak-anak berisiko yang dianggap membutuhkan perlindungan ekstra, dan tahun lalu menawarkan layanan pasca-penempatan ke sekitar sepertiga anak di bawah umur yang tidak didampingi, menurut Senat Subkomite Tetap Investigasi.

Namun para pendukung mengatakan sulit untuk mengetahui berapa banyak anak di bawah umur yang mungkin berada dalam kondisi berbahaya, sebagian karena beberapa menghilang sebelum pekerja sosial dapat menindaklanjuti dengan mereka, atau tidak pernah muncul di pengadilan.

Simak video pilihan berikut: 

Seorang ibu Imigran memeluk anaknya erat setelah dipisahkan oleh kebijakan zero tolerance di AS.

Let's block ads! (Why?)

via Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2QKxx0F
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=https%3A%2F%2Fwww.liputan6.com%2Frss&max=3, then Send me an email


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT

No comments:

Post a Comment