Pages

Saturday, September 22, 2018

Berkat Wisata Goa Pindul, Desa Ini Kantongi Rp 2 Miliar per Tahun

Liputan6.com, Gunungkidul - Berwisata ke Yogyakarta belum lengkap rasanya bila belum menginjakkan kaki ke Wirawisata Goa Pindul, Desa Beriharjo. Objek wisata yang terletak di Kecamatan Karangmojo, Gunung Kidul ini merupakan salah satu desa wisata binaan PT Bank Central Asia (BCA).

Goa Pindul merupakan goa berair yang cukup unik. Memiliki panjang sekitar 350 meter dan lebar 5 meter, goa ini memanjakan mata pengunjung dengan berbagai ornamen yang terbentuk sendiri oleh alam, serta terdapat aliran air jernih yang tenang. 

Setidaknya ada tiga ruangan saat menyusuri goa ini. Ruangan pertama, ruangan remang-remang dengan cahaya matahari sedikit dan kedalaman air sekitar 4 meter. Selanjutnya, ruangan gelap tanpa cahaya dengan kedalaman air sekitar 7 meter. Pada ruangan ketiga, cahaya kembali menerangi area dengan kedalaman air sekitar 2 meter.

Saat pertama kali memasuki goa, pengunjung langsung disapa aroma khas air campur uap bebatuan. Tidak perlu takut menyusuri goa karena pemandu yang sudah dilatih oleh BCA akan menemani sepanjang perjalanan. Pengunjung cukup duduk manis sambil menikmati suguhan alam yang indah.

Dibalik seluruh keindahannya, Goa Pindul ternyata memiliki cerita pilu. Desa Beriharjo dulunya merupakan salah satu desa tertinggal, miskin dengan tingkat pengangguran yang cukup tinggi. Tanah yang cukup luas tak mampu memberikan jaminan pada masyarakat untuk mencukupi kebutuhan sehari-hari.

Kebangkitan perekonomian desa ini kemudian dimulai dengan kedatangan BCA untuk mengembangkan potensi alam yang ada. Tidak mudah membesarkan nama Goa Pindul, mengingat letaknya yang cukup jauh dari perkotaan Yogyakarta.

Pembinaan dan dukungan diberikan BCA dalam berbagai cara. Salah satunya memberikan pelatihan antara lain pengelolaan keuangan, pengelolaan wisata digital marketing, kepemimpinan, layanan prima, standar layanan, pengelolaan dan penyajian makanan.

Ketua Karang Tarunabakti Desa Beriharjo Yudan Hermawan mengatakan, setelah mendapat pembinaan dari BCA desa ini mampu mencapai pendapatan hingga Rp 2 miliar. Tahun pertama pembinaan pada 2012, Goa Pindul hanya memperoleh omset sebesar Rp 75 juta.

"Kita dibina kan sejak 2012, saat itu kita masih Rp 75 juta, tahun kedua Rp 350 juta, kemudian tahun berikutnya antara Rp 1 miliar hingga Rp 1 miliar lebih. Terakhir kita mencapai Rp 2 miliar," ujar Yudan dalam acara Kafe BCA on the Road di Goa Pindul, Yogyakarta, ditulis Minggu (23/9/2018).

Yudan mengatakan, saat ini hasil pertanian tak lagi menjadi andalan. Salah satu sebabnya karena tanah di daerah tersebut tandus, sehingga jika kemarau panjang hasil pertanian pun minim. Berbekal pembinaan dan perbaikan infrastruktur yang diberikan BCA, desa ini terus maju dengan kehidupan masyarakat yang makin sejahtera.

"Dulu masyarakat hanya mengandalkan pertanian. Padahal tanah disini kering, tandus, musim kemarau panjang sedikit kita susah cari penghasilan. Sekarang, kita punya penghasilan tetap. Masyarakat kita berdayakan. Ibu-ibu tak lagi pusing jika kemarau, mereka bisa berkreasi memasak untuk mendorong wisata kuliner," jelasnya.

Let's block ads! (Why?)

via Berita Hari Ini, Kabar Harian Terbaru Terkini Indonesia - Liputan6.com https://ift.tt/2QTc6uD
RSS Feed

If New feed item from http://ftr.fivefilters.org/makefulltextfeed.php?url=https%3A%2F%2Fwww.liputan6.com%2Frss&max=3, then Send me an email


Unsubscribe from these notifications or sign in to manage your Email Applets.

IFTTT

No comments:

Post a Comment